STRATEGI KORPORAT
Formulasi strategi suatu perusahaan pada dasarnya
terbagi menjadi tiga tingkatan/level yaitu level korporat, business,
fungsional. Setiap level strategi ditentukan oleh setiap tingkatan jabatan
seperti untuk level korporat diformulasikan oleh Dewan direksi dan CEO,
level business diformulasikan oleh manajer-manajer tingkat divisi yang harus menerjemahkan setiap strategi level korporat ke dalam tugas divisinya, level fungsional diformulasikan oleh manajer tingkat departemen sesuai dengan fungsinya di perusahaan seperti R&D, SDM, keuangan, produksi, pemasaran dan lain sebagainya.
level business diformulasikan oleh manajer-manajer tingkat divisi yang harus menerjemahkan setiap strategi level korporat ke dalam tugas divisinya, level fungsional diformulasikan oleh manajer tingkat departemen sesuai dengan fungsinya di perusahaan seperti R&D, SDM, keuangan, produksi, pemasaran dan lain sebagainya.
- Pada dasarnya strategi korporat dapat dibagi menjadi
- Stabilisasi (Stability Strategy)
- Pertumbuhan (Growth Strategy)
A. Vertikal ( Vertical Integration)
A1.
Ke depan (Forward Integration)
A2.
Ke belakang (Backward Integration)
B. Diversivikasi (Diversification Strategy)
B1.
Terkait (Related/Concentric Diversification)
B2.
Tidak Terkait (Unrelated/Conglomerate
Diversification)
P 4. Penciutan (Retrenchment Strategy)
A.
Strategi Putar haluan (Turnaround Strategy)
B.
Strategi Divestasi (Divestment Strategy)
C.
Strategi Likuidasi (Bankruptcy Strategy)
1. Strategi Stabilisasi (Stability Strategy)
Strategi ini dijalankan oleh perusahaan untuk tidak
melakukan perubahan atas kegiatan perusahaan yang selama ini telah berlangsung.
Perusahaan menggunakan strategi ini untuk menjaga kestabilan laba dengan cara
mengusahakan pengurangan dan penenkanan biaya atau pengeluaran termasuk beban
investasi untuk menghadapi penjualan perusahaan yang menurun. Strategi ini
bersifat sementara/ jangka pendek.
2. Strategi Pertumbuhan (Growth Strategy)
Perusahaan yang mengejar pertumbuhan maksimal akan
menggunakan strategi ini dengan cara memperkuat pangsa pasar, penjualan,
mengejar laba yang besar dan lain-lain.
Strategi ini ditujukan untuk mengejar pertumbuhan yang berkelanjutan
(Sustainable growth).
A. Integrasi Vertikal (Vertical Integration)
Cara strategi ini bekerja dengan pendekatan mengakuisisi perusahaan lain
yang termasuk dalam saluran distribusi. Saluran distribusi tersebut dimulai
dari bahan baku input, masuk ke pengolahan industri dan dilanjutkan distribusi
produk. Penguasaan saluran distribusi ini membuat perusahaan memiliki kekuatan
dalam persaingan dan tentunya memberikan peningkatan laba.
A1.
Integrasi Ke depan (Forward Integration)
Perusahaan yang menjalankan strategi ini akan mengambil alih fungsi yang
dilakukan oleh penyaluran/distributor. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan
lebih dekat dengan customer sehingga perusahaan dapat menjual dengan harga yang
lebih rendah sehingga perusahaan memiliki daya saing yang kuat dipasaran.
A2.
Integrasi Ke Belakang (Backward Integration)
Peningkatan daya saing juga dapat dilakukan dengan
menguasai sumber daya/bahan baku produksi. Perusahaan yang menguasai bahan baku
akan memberikan nilai tambah lebih di pasaran karena perusahaan memiliki
kemampuan mengontrol harga produk. Harga produk yang rendah dapat meningkatkan
pengusaan pasar disamping itu pengusaan terhadap sumber daya/bahan baku akan
meningkatkan daya tawar/bargaining power dengan perusahaan pesaing.
B. Diversifikasi (Diversification)
Dalam rangka mengejar pertumbuhan, perusahaan dapat menggunakan strategi
ini dengan mengakusisi perusahaan dalam industri baik yang terkait atau tidak
terkait. Dasar pemikiran strategi ini adalah peningkatan laba dengan cara
berbagi dalam pemanfaatan sumber daya dan memanfaatkan sinergi.
B1.
Strategi Diversifikasi Terkait (Related/Concentric
Diversification)
Strategi
menggunakan pendekatan pengakusisian perusahan yang dalam industri terkait.
Pengambil alihan ini dimaksukan agar perusahaan dapat saling berbagi sumber
daya baik dalam bentuk teknologi, pengetahuan manajerial, pengalaman dan
keahlian.
Keterkaitan
Industri dilihat dari rantai nilainya memiliki lintas bisnis bernilai dalam
bersaing seperti teknologi, saluran distribusi, pasar yang sama.
B2.
Strategi Diversifikasi Tidak Terkait (
Unrelated/Conglomerate diversification)
Perusahaan
melakukan akusisi perusahaan lain yang tidak memiliki rantai nilai yang sama/ tidak
terkait. Strategi ini disebut juga
strategi konglomerasi karena merupakan strategi kapitalisasi dalam protofolio
bisnis yang mampu memberikan kinerja keuangan yang baik dalam masing-masing
industri. Perusahaan menggunakan strategi ini untuk mendiversifikasi usaha.
3. Penciutan (Retrenchment Strategy)
Strategi ini diambil perusahaan ditujukan untuk mengurangi tingkat
kegiatan usaha disebabkan perusahaan mengalami kerugian. Diharapkan dengan
penggunaan strategi ini perusahaan dapat kembali ke keadaan profitabilitas.
Strategi Putar Haluan (Turnaround Strategy)
Penekanan efisiensi akan banyak dilakukan perusahaan seperti penghapusan
produk yang tidak menguntungkan, pengurangan tenaga kerja dan lain-lain. Semua
langkah tersebut diperuntukan agar perusahaan dapat meningkatkan efisiensi.
Strategi divestasi (Divestment Strategy)
Penyelamatan perusahaan dapat dilakukan dengan menjual unit bisnis atau
pemisahan bagian perusahaan sehingga dapat memperbaiki posisi keuangan yang
dijual atau yang dipisahkan.
Strategi Likuidasi (Bankruptcy Strategy)
Ketika perusahaan tidak dapat lagi memperbaiki keadaan, perusahaan akan
melakukan strategi ini dengan menutup usaha.
No comments:
Post a Comment